Sabtu, 27 Agustus 2011

PERBEDAAN INDIVIDU

BAB IV
PERBEDAAN INDIVIDU
1. SIFAT HAKIKAT PERBEDAAN INDIVIDU
Lama sebelum perbedaan-perbedaan individu dipelajari secara ilmiah orang telah menyadaari bahwa ada perbedaan antara orang yang satu dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan itu tidak hanya mengenai besar, bentuk dan roman muka, tetapi juga mengenai tingkah laku dan perbuatan . bahkan walaupun dua orang sepintas lalu menunjukkan adanya cirri-ciri jasmani yang sama, misalnya pada anak kembar identik, maka bila diamati secara seksama terdapat juga perbedaan-perbedaan itu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bila sekelompok menusia deberi tugas maka dengan mereka mengerjakan dalam waktu yang telah ditentukan, maka hasil yang diperoleh oleh mereka itu banyak yang tidak sama. Demikian pula bila mereka disuruh mengerjakan tugas yang sama dan diminta hasil kerja yang sama, maka pada umumnya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas tersebut juga tidak sama.
Bila dalam satu kelas anak-anak disuruh mengerjakan soal-soal geometri dalam tempo yang terbatas maka hasil kerja mereka tidak akan sama. Mungkin dengan tempo yang telah ditentukan itu ada anak yang bias mengerjakan semua soal dengan betul mungkin ada yang hanya dapaat mengerjakan sebagian dari soal-soal itu, bahkan mungkin pula ada anak yang sama sekali tidak mengerjakan soal-soal itu. Jadi jelaslah bahwa dari pengetahuan dan pengalaman sehari-hari orang telah mengetahui adanya perbedaan individu itu. Dan pengetahuan itu telah lama diketahui orang.
Namun demeikian studi secaara ilmiah mengetahui perbedaan individu baru dimulai pada abad 19. penyelidikan yang bersifat ilmiah itu didorong oleh hasil studi yang dikerjakan oleh Francis Galton, dalam laboratorium Anthropometri di kota London. Dalam laboratorium itu Galton mengadakan penyelidikan secara luas mengenai perbedaan-perbedaan sifat-sifat dan ciri-ciri antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dengan jalan mengukur sifat-sitat dan cirri-ciri ribuan manusi.

2. USAHA-USAHA UNTUK MENGATASI/MENANGGAPI PERBEDAAN INDIVIDU DISEKOLAH
Dengan adanya kenyataan-kenyataan bahwa pada anak-anak sekolah terdapat perbedaan-perbedaan individual yang sangat besar, maka banyak ahli pendidikan yang tidak setuju atas pendidikan secara klasikal, salah seorang yang tidak menyetujui ialah montessoti, seorang ahli pendidikan Italia.
Memang didalam pelajaran-pelajaran yang diberikan secara klasikal terdapat batas-batas yang jelas. Pelajaran klasikal menyadarakan pada pandangan pada anak-anak memiliki sesuatu yanga sama.
Dengan demikian palajaran klasikal ditekankan kepada dasar kulitas umum, dan karenanya kurang memperhatikan perbedaan-perbedaan cirri-ciri psikis yang terdapat antara anak.
Montessori berusaha memberikan pendidikan yang bersifat individual kepada anak, guna mengganti pandidikan yang bersifat klasikal itu. Ditinjau dari segi perbedaan individual yang ada pada anak, dapat mengganti pendidikan yang bersifat klasikal itu.

Ditinjau dari segi individu yang ada pada anak , usaha Montessori itu memang memilki kebaikan juga, tetapi di tinjau dari segi lain usaha itu memiliki kelemahan-kelemahan yang besar bila rencana Montessori itu di laksanakan pada seluruh macam sekolah maka biaya pendidikan aan mahal dan tenaga guru tyang di butuh akan menjadi besar jumlahnya. Selain itu pendidikan yang memupuk sikap gotong royong tidak dapat di kembangkan dengan baik.
Usaha lain untuk mengatasi perbedaan individual ialah mengadakan rombongan yang homogen. Usaha ini biasanya dilaksanakan dengan mendasarkan hasil pengetesan faedah dari usaha ini masih merupakan pertanyaan besar bagi para pendidik. Lagi pula rombongan yang bener-bener homogen itu sebenarnya dapat terjadi dalam bayangan saja walaupun kita berusaha membentuk rombongan-rombongan atas dasar kecerdasan, misanya pada anak-anak yang kita anggap satu golongan itu masih terdapat variasi-variasi kecerdasan yang luas sekali.

Usaha lain untuk menanggapi perbedaan individu ini dalam sekolah adalah adanya pendidikan campuran antara system klasik dan system individu. Usaha itu dilakukan oleh Miss Helm Parkhurst dan terkenal dengan rencana Dalton.
Kepada anak-anak dibeikan pendidikan individu dan di samping itu diberikan vak-vak tertentu yang juga pada dianggap perlu diberikan pelajaran secara klasikal. Faedah dan rencana Dalton itu dapat pula mengatasi problem yang berhubungan dengan soal tidak naik kelas, sebab rencana Dalton tidak mengenal tidak naik kelas. Anak-anak diberikan kesempatan menyelesaikan pelajaran-pelajarannya sesui dengan kemampuannya masing-masing, kelemahan dari system Dalton adalah pekerjaan guru pada umumnya sangat berat. Uaha-usaha lain lagi ialah adanya sistem kredit rencana pelajaran yang sangat luas. Dalam system ini sekolah menentukan banyaknya kredit untuk tingatan-tingkatan tertentu dan waktu untuk mencapai jumlah kredit untuk tergeatung kepada pelajaran yang bersangkutan.

Misalanya untuk mencapai ijazah B.A. yang ditentukan 120 kredit. Mungkin bagi mahasiswa yang cerdas, dapat menyelesaikan 120 kredit itu dalam tempo 3 tahun sedangkan bagi meeka yang kurang cerdas membutuhkan waktu 5 tahun. Selain itu disamping mata pelajaran keahlianya, diberi pula kesempatan yang seluas-luasnya untu mengikuti pelajaran lain yang mereka kehendaki. Dengan cara demikian itu, bakat dan minat belajar diharapkan dapat berkembang sebaik-baikya.
Usaha-usaha yang terbaik dianatara usaha tersebut diatas, tidak dapat ditentukan secara pasti. Hal ini tergantung pada tujuan pendidikan. Bila pendidikan itu bukan mengembangkan intelektualisme, maka usaha mengadakan rombongan yang homogen didasarkan atas dasar kecerdasan adalah usaha yang terbaik. Bila pendidikan hanya bertujuan untuk mengembangkan sifat-sifat individu dan hanya untuk kepentingan individu itu sendiri, tampa melihat kepentingan masayarakat, maka system Montessori kiranya merupakan system yang paling baik untuk dilaksanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar